Las Vegas - Oktagon T-Mobile Arena menyaksikan lahirnya raja baru divisi lightweight UFC setelah Ilia Topuria berhasil memusnahkan perlawanan Charles Oliveira hanya dalam waktu 2 menit 27 detik pada UFC 317, Minggu (29/6/2025) pagi WIB. Kemenangan knockout yang mengerikan ini sekaligus mengukir sejarah baru dalam dunia Mixed Martial Arts, menjadikan petarung asal Georgia tersebut sebagai juara simultan dua divisi UFC.
Prestasi monumental ini menempatkan nama Topuria sejajar dengan legenda-legenda UFC seperti Conor McGregor, Daniel Cormier, dan Henry Cejudo yang pernah memegang sabuk di dua kelas berbeda secara bersamaan.
Transisi Bersejarah dari Featherweight ke Lightweight
Keputusan Topuria untuk melepaskan sabuk featherweight dan naik ke divisi lightweight terbukti menjadi langkah strategis yang brilian. Menurut sumber yang dikutip cpals.net, petarung berusia 27 tahun ini telah merencanakan perpindahan ini sejak lama, dengan keyakinan penuh mampu mendominasi dua divisi sekaligus.
"Ini bukan hanya tentang merebut satu gelar lagi, tetapi membuktikan bahwa saya adalah petarung terlengkap di planet ini," ungkap Topuria dalam konferensi pers pra-pertarungan yang dikutip cpals.net.
Perpindahan ini juga didorong oleh ambisinya untuk menghadapi tantangan yang lebih besar, setelah berhasil membersihkan divisi featherweight dengan mengalahkan dua legenda Alexander Volkanovski dan Max Holloway secara beruntun.
Dominasi Mutlak Sejak Detik Pertama
Ketika pintu oktagon tertutup, Topuria langsung menunjukkan intensi untuk mengakhiri pertarungan secepat mungkin. Berbeda dengan gaya bertarung konservatifnya di featherweight, El Matador tampil dengan agresivitas yang mencengangkan, tidak memberikan kesempatan sedikitpun bagi Oliveira untuk mengimplementasikan strategi ground game andalannya.
Tekanan bertubi-tubi yang dilancarkan Topuria dalam 60 detik pertama berhasil memaksa Oliveira mundur ke sisi pagar oktagon. Kombinasi jab, hook, dan uppercut yang dilontarkan dengan presisi tinggi membuat veteran Brasil tersebut kesulitan mencari celah untuk melakukan takedown.
Puncak dari dominasi Topuria terjadi ketika ia berhasil membuka luka robek yang cukup dalam di atas mata kanan Oliveira. Darah yang mengucur deras semakin mempersulit pandangan Do Bronx dan memberikan momentum psikologis yang besar bagi sang penantang.
Momen Penentu yang Mengguncang Dunia MMA
Drama puncak terjadi ketika Oliveira berusaha desperate dengan melakukan upaya takedown double-leg di sisi pagar. Namun, Topuria dengan tenang menggagalkan upaya tersebut dan bahkan berhasil melepaskan diri dari percobaan kuncian kaki yang dilancarkan mantan juara dunia tersebut.
Sedetik setelah keduanya kembali berdiri, Topuria melancarkan kombinasi yang akan dikenang sepanjang sejarah UFC. Pukulan kanan yang keras diikuti dengan hook kiri yang sempurna mendarat tepat di titik sweet spot dagu Oliveira.
Dampaknya terlihat secara instan. Tubuh Oliveira langsung limbung dan ambruk ke kanvas dalam kondisi yang tidak sadarkan diri. Topuria, dengan insting pembunuh yang tinggi, langsung menambahkan dua pukulan hammer fist untuk memastikan kemenangannya, sebelum wasit Marc Goddard turun tangan menghentikan pertarungan.
Reaksi Dunia MMA dan Para Ahli
Kemenangan spektakuler ini langsung memicu reaksi luar biasa dari komunitas MMA worldwide. Dana White, Presiden UFC, yang dikutip cpals.net menyatakan bahwa pertarungan ini adalah salah satu yang terbaik yang pernah ia saksikan dalam kariernya.
"Ilia tidak hanya membuktikan bahwa dia bisa naik kelas, tetapi dia melakukannya dengan cara yang paling mengesankan. Ini adalah statement yang keras untuk seluruh divisi lightweight," ujar White dalam wawancara eksklusif pasca-pertarungan.
Sementara itu, mantan juara heavyweight Daniel Cormier memberikan analisis bahwa kemenangan ini menempatkan Topuria dalam percakapan tentang pound-for-pound best fighter di dunia.
Keruntuhan Impian Comeback Oliveira
Bagi Charles Oliveira, kekalahan ini menjadi pukulan telak terhadap ambisinya merebut kembali mahkota yang pernah ia genggam. Setelah sempat bangkit dengan kemenangan atas Beneil Dariush dan Michael Chandler, kekalahan brutal ini memaksa Do Bronx untuk kembali ke papan gambar.
Statistik menunjukkan bahwa dalam lima pertarungan terakhirnya, Oliveira hanya mampu meraih dua kemenangan dengan tiga kekalahan, dua di antaranya berakhir dengan knockout. Tren negatif ini menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan kariernya di level elite.
Namun, pencapaian Oliveira sepanjang karier tetap tidak terbantahkan. Dengan 20 finish, 16 submission, dan 20 bonus performance, nama Do Bronx tetap terukir emas dalam sejarah UFC sebagai salah satu finisher terbaik sepanjang masa.
Implikasi untuk Masa Depan Divisi Lightweight
Kehadiran Topuria sebagai juara baru lightweight menghadirkan dinamika segar dalam divisi yang sudah lama didominasi oleh nama-nama seperti Oliveira, Islam Makhachev, dan Dustin Poirier. Gaya bertarung yang eksplosif dan mentalitas pembunuh yang dimiliki El Matador diprediksi akan mengubah lanskap persaingan di kelas ini.
Menurut analisis yang dikutip cpals. net, beberapa nama seperti Islam Makhachev, Justin Gaethje, dan Colby Covington sudah menyatakan ketertarikan untuk menantang Topuria dalam pertarungan pertama sebagai juara lightweight.
Pencapaian Bersejarah dan Proyeksi ke Depan
Dengan rekor sempurna 17-0 dan status sebagai juara dua divisi, Topuria kini berada dalam posisi untuk menentukan arah kariernya selanjutnya. Beberapa opsi menarik terbuka, mulai dari unifikasi dengan juara sementara featherweight, pertahanan gelar lightweight, hingga kemungkinan naik ke welterweight untuk mencari tantangan yang lebih besar.
Prestasi ini juga memperkuat klaim Topuria sebagai salah satu talenta terbaik yang pernah diproduksi Eropa dalam dunia MMA. Kesuksesannya membuka jalan bagi generasi petarung muda Eropa untuk bermimpi meraih puncak dalam olahraga ini.
Dampak Finansial dan Komersial
Kemenangan spektakuler ini diprediksi akan meningkatkan nilai komersial Topuria secara signifikan. Menurut sumber industri yang dikutip cpals.net, beberapa sponsor besar sudah mulai menunjukkan ketertarikan untuk menjalin kerjasama dengan petarung yang kini menjadi salah satu wajah terdepan UFC.
Pertarungan selanjutnya Topuria diprediksi akan menjadi salah satu event terlaris tahun ini, mengingat popularitasnya yang terus meroket di pasar Eropa dan Amerika Latin.
Hasil Resmi UFC 317:
- Main Event: Ilia Topuria mengalahkan Charles Oliveira via KO (pukulan) pada 2:27 ronde 1
- Gelar: Sabuk Lightweight UFC
- Rekor: Topuria (17-0), Oliveira (35-12, 1 NC)
Untuk mengikuti perkembangan terkini dunia MMA dan analisis mendalam tentang masa depan karier Ilia Topuria, pantau terus cpals.net.
Posting Komentar